Bahkan pada triwulan I-2021, porsi produk unit-linked di Sinarmas MSIG masih mendominasi hingga mencapai 75 persen.
"Memang kalau kami melihat, untuk sementara produk unit-linked dalam satu sampai dua tahun ke depan bakal terus (menurun) seperti itu. Tidak bisa dihindari, pasti turun," tutur Wianto.
Tren penurunan, menurut Wianto, terjadi lantaran proses penjualan produk unit-linked pasca pemberlakuan SEOJK 05/2022 menjadi jauh lebih panjang.
Dengan demikian, biaya operasional yang dibutuhkan juga menjadi lebih banyak, sehingga pilihan bagi perusahaan asuransi tidak lain adalah dengan menaikkan harga premi.
"Konsekuensinya (dari penerapan SEOJK) adalah kenaikan premi. Karena bagaimana pun perusahaan asuransi harus menjaga agar nilai tunai tetap tercukupi, sehingga soal premi memang perlu penyesuaian," ungkap Wianto. (TSA)