"Sementara penurunan pada indeks saham Jepang didorong oleh kebijakan BoJ yang lebih ketat dan penguatan Yen terhadap Dollar meningkatkan kekhawatiran pada outlook pendapatan Perusahaan eksportir dan perbankan Jepang," ujar Reza.
Sedangkan dari domestik, menurut Reza, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 tumbuh sebesar 5,05 persen secara tahunan (year on year/YoY0,
Laju pertumbuhan ekonomi cenderung terbatas didorong konsumsi rumah tangga cenderung tumbuh stagnan sebesar 4,93 persen secara tahunan. Hal ini juga tercermin dari Indonesia yang mencatat deflasi selama tiga bulan berturut-turut.
Sementara kontribusi pertumbuhan PDB terbesar dari sisi lapangan usaha, yaitu industri pengolahan tumbuh terbatas sebesar 4,13 persen (YoY).
"Hal ini sejalan dengan data S&P manufacturing PMI indonesia yang mencatatkan perlambatan dan pada Juli 2024 masuk ke level kontraksi sebesar 49,3, didorong penurunan permintaan dan output," ujar Reza.