Ukuran waktu ini dibutuhkan untuk memastikan kesiapan, sekaligus mengoptimalkan pengembangan, sebelum akhirnya dilepas ke publik.
Andi menilai, hanya Proline yang siap melantai dari sederet anak usaha Prodia lainnya.
“Memang rencana kita, (Proline) akan IPO. Tapi kan tidak simsalabim, semua harus ditangkap dulu dengan baik,” tuturnya.
Pertengahan tahun lalu, PRDA telah membeli 39 persen saham Proline. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pendapatan usaha PRDA.
“Pada 2024, Proline hasilnya cukup baik, bisa berkontribusi walaupun masih kita lihat belum sebesar yang kita canangkan,” kata Direktur Utama PRDA, Dewi Muliaty.