Bendungan Jragung
Ermy menyebut, bendungan merupakan proyek multifungsi yang memberikan banyak dampak positif. Bendungan Jragung di Jawa Tengah misalnya, berfungsi menyuplai air ke Daerah Irigasi (DI) seluas 4.528 hektare (ha) di Kabupaten Demak dan Grobogan.
Bendungan tersebut diperkirakan bisa meningkatkan produksi pertanian hingga tiga kali tanam, sehingga diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan.
Dia menambahkan, bendungan berkapasitas tampung 90 juta meter kubik (m3) ini juga mampu mendukung ketahanan energi, karena berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) berkapasitas sebesar 1.400 kilowatt (kw).
Bendungan senilai Rp3 triliun tersebut, sambungnya, bisa pula dikembangkan menjadi objek pariwisata maupun agrowisata. Dengan begitu, dampaknya dapat dirasakan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sekitar lokasi, sekaligus meningkatkan perekonomian lokal.
Bendungan Bener dan Cibeet
Selain Jragung, Bendungan Bener yang berada di Jawa Tengah juga memiliki sejumlah manfaat. Bahkan digadang-gadang menjadi bendungan tertinggi di Indonesia, karena tingginya menembus 169 meter.
Tidak hanya mampu mengalirkan air ke lahan irigasi seluas 15.519 ha, bendungan senilai Rp2,06 triliun itu pun mampu menampung air hingga 92 juta meter kubik (m3).
Bendungan Bener, kata Ermy, dapat menyuplai air baku untuk keperluan rumah tangga, kota, dan industri sebesar 1.500 liter per detik ke Kabupaten Purworejo, Kebumen, Kulon Progo, termasuk Bandara YIA.
Proyek ini turut mencegah banjir di sekitar bendungan. Hal itu karena mampu mereduksi debit banjir dari 583,94 m3 per detik menjadi 178 m3 per detik atau 70 persen pada debit banjir per 25 tahun.
"Bendungan Cibeet juga dibangun guna mengatasi banjir. Diharapkan, dengan adanya proyek itu, titik-titik rawan banjir di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi dan Karawang bisa berkurang," kata Ermy.
Dia menuturkan, bendungan yang menghabiskan biaya hingga Rp5,5 triliun tersebut, mampu mereduksi banjir hingga 6.080 ha.
Bendungan Tigadihaji dan Mbay
Menurut Ermy, seluruh proyek bendungan yang dikerjakan Waskita tidak hanya berfungsi meningkatkan produksi hasil pertanian, tapi juga memberikan multiplier effect bagi masyarakat. Contohnya Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan dan Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keduanya berpotensi meningkatkan aktivitas ekonomi dan mendorong lahirnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sehingga dapat dikembangkan menjadi sektor pariwisata yang akan mengundang banyak pengunjung. Bahkan Bendungan Tiga Dihaji dapat dimanfaatkan sebagai arena olahraga air.
Bendungan Karangnongko
Ermy melanjutkan, Bendungan Karangnongko di Jawa Tengah dapat pula dijadikan lokasi pariwisata. Bahkan proyek senilai Rp1,26 triliun ini mampu menyediakan tempat budidaya perikanan sekaligus menjadi tempat konservasi tumbuhan dan hewan.
"Sebagai BUMN konstruksi yang sudah berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun berbagai proyek termasuk infrastruktur air, Waskita Karya menyadari pentingnya pembangunan bendungan bagi masyarakat. Maka ke depannya, perseroan siap membangun lebih banyak bendungan, sesuai arahan pemerintah," kata Ermy.
(Fiki Ariyanti)