Purbaya mengatakan, pola pertumbuhan pasar modal bersifat siklikal dan berulang. Berdasarkan analisis historis tersebut, dia yakin perilaku pasar tidak akan banyak berubah ke depan.
“Jadi saya pikir behavior sistem enggak berubah, kira-kira segitulah. Jadi saya tebak-tebak manggis bukan bertapa, bukan. Itu hitungan ekonomi yang ada persamaan matematiknya,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan, pergerakan IHSG tidak semata-mata digerakkan oleh saham berisiko atau saham gorengan, melainkan ditopang oleh emiten-emiten dengan fundamental kuat.
“Memang di sini ada saham gorengan, ada kan. Tapi yang fundamental kan banyak yang besar-besar, makanya indeks bisa naik ke atas. Kalau ditanya gimana, indeks to the moon saya bilang, itu menciptakan optimisme juga,” katanya.
Melalui paparan tersebut, Purbaya juga ingin mendorong masyarakat untuk memahami bahwa ilmu ekonomi memiliki dasar logika dan perhitungan yang bisa dipelajari oleh siapa pun.