sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.286 per USD di Tengah Tekanan Eksternal

Market news editor Anggie Ariesta
07/08/2025 15:53 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (7/8/2025).
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.286 per USD di Tengah Tekanan Eksternal. Foto: iNews Media Group.
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.286 per USD di Tengah Tekanan Eksternal. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (7/8/2025). Mata uang garuda menguat 75 poin atau sekitar 0,46 persen ke level Rp16.286 per USD.

Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan mengenakan tarif 100 persen pada semikonduktor impor dari negara-negara tertentu, kecuali mereka berinvestasi dalam manufaktur chip AS. Hal ini menjadi sentiment negatif bagi dolar AS.

“Kebijakan ini bertujuan meningkatkan produksi dalam negeri tetapi memicu kekhawatiran akan gangguan lebih lanjut pada rantai pasokan global dan inflasi yang lebih tinggi," tulis Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi dalam risetnya, Kamis (7/8/2025). 

Trump juga menandatangani perintah, menggandakan tarif AS untuk impor dari India menjadi 50 persen, dengan alasan pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut. Dalam sebuah unggahan di Truth Social Rabu malam, Trump mengatakan tarif timbal balik akan berlaku pada tengah malam, membuat investor tetap waspada.
 
Pasar meningkatkan taruhan penurunan suku bunga The Fed untuk September, setelah data yang dirilis minggu ini menunjukkan sektor jasa AS melambat pada Juli, menyusul data penggajian nonpertanian yang mengecewakan minggu lalu.
 
Ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September tetap berada di sekitar peluang 92 persen, menurut CME FedWatch Tool.
 
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Pidato terbaru dari para pembuat kebijakan The Fed menunjukkan bahwa bank sentral cenderung memangkas suku bunga, tetapi ketidakpastian tetap ada karena kekhawatiran inflasi yang didorong oleh tarif.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia menurun. Pada akhir Juli 2025 cadangan devisa RI sebesar USD152,0 miliar, menurun tipis dari posisi pada akhir Juni 2025 yang sebesar USD152,6 miliar.
 
Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah ini merupakan respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
 
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
 
Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal ini sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.
 
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.230 - Rp16.290 per USD.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement