Data penggajian non-pertanian untuk September dijadwalkan dirilis pada hari Jumat, tetapi kini mungkin tertunda karena gangguan di lembaga-lembaga federal.
Data tersebut akan memberikan isyarat yang lebih definitif mengenai pasar tenaga kerja, dan menjadi pendorong utama penurunan suku bunga Federal Reserve pada September.
Keraguan atas penurunan suku bunga lebih lanjut juga merayap ke pasar minggu ini, menyusul serangkaian komentar hawkish dari para pejabat Fed.
Presiden Fed Dallas Lorie Logan menandai peningkatan kewaspadaan atas pemotongan suku bunga di masa mendatang. Menurutnya, memburuknya data pasar tenaga kerja akan membuat bank sentral mempertimbangkan lebih banyak pemotongan suku bunga.
Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD5,49 miliar pada Agustus 2025. Surplus ini didapat dari ekspor sebesar USD24,96 miliar dan impor USD19,43 miliar.
Posisi ekspor masih lebih tinggi dibandingkan impor pada Agustus 2025. Ini adalah surplus 64 bulan beruntun sejak 2020.
Selain itu, tingkat inflasi Indonesia September 2025 sebesar 0,21 persen secara bulanan (mtm) dan sebesar 2,65 persen YoY.