Terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 185,1 agustus 2025 menjadi 187,4 pada September 2025. Sebelumnya, BPS mencatat deflasi pada Agustus 2025, yaitu 0,08 persen month to month (mtm).
Kemudian, aktivitas manufaktur Indonesia kembali melambat pada September 2025. Indeks Manufaktur (PMI) Indonesia versi S&P Global tercatat di level 50,4, turun dari 51,5 pada Agustus.
Meski melemah, posisi ini masih sedikit berada di fase ekspansi. Adapun, PMI Manufaktur Indonesia sebelumnya telah mengalami kontraksi dalam empat bulan terakhir. Produktivitas pada Agustus meningkat pertama kalinya sejak April 2025 lalu yang sempat anjlok ke angka 46,7.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya, dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.580-Rp16.640 per USD.
(NIA DEVIYANA)