IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup lesu 6,5 poin atau 0,04 persen ke level Rp16.217 per USD setelah sebelumnya terdepresiasi. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah ini juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu imbal hasil obligasi AS terus meningkat karena Trump mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional.
“Investor mengantisipasi kebijakan Trump seperti deregulasi dan pajak yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi ada kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut, bersama dengan tindakan tarif yang belum dikonfirmasi, dapat menyebabkan percepatan kembali inflasi,” kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (9/1/2025).
Menurut Ibrahim, pasar sekarang memperkirakan hanya 39 basis poin pelonggaran dari Federal Reserve tahun ini, dengan pemotongan suku bunga pertama kemungkinan akan terjadi pada bulan Juni.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan inflasi akan terus turun pada 2025 dan memungkinkan bank sentral AS untuk lebih lanjut menurunkan suku bunga, meskipun dengan kecepatan yang tidak pasti.