Di sisi lain, rencana stimulus besar dari China juga memicu aliran dana asing keluar dari pasar keuangan Indonesia.
Stimulus tersebut mencakup pemangkasan suku bunga perbankan dan KPR, serta fasilitas pinjaman besar-besaran yang diberikan kepada investor institusi di China, menarik minat pelaku pasar untuk beralih ke pasar saham China.
Sebelumnya, BI sudah menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah dalam sepekan. BI berkomitmen terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Adapun BI mencatat, aliran modal asing masuk ke Indonesia sebesar Rp570 miliar dalam sepekan ini.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, berdasarkan data transaksi 30 September-3 Oktober 2024, non residen secara agregat tercatat beli neto Rp0,57 triliun atau Rp570 miliar.
"Beli neto di pasar SBN sebesar Rp6,13 triliun, sedangkan di pasar saham jual neto sebesar Rp4,36 triliun, dan di pasar SRBI jual neto sebesar Rp1,20 triliun," kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (5/10/2024).
Sepanjang 2024, tepatnya hingga 3 Oktober ini, non residen atau asing tercatat beli neto Rp191,75 triliun di SRBI, Rp49,92 triliun di pasar saham, dan Rp36,42 triliun di pasar SBN.
(Febrina Ratna)