Dovana Hasiana/MPI
IDXChannel - Rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa minggu terakhir dan mulai mendekati level Rp15.000. Seperti dilansir dari Reuters, mata uang Garuda pada perdagangan Rabu (31/5/2023) pukul 09.28 WIB bertengger di level Rp. 14.980.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan, pelemahan tidak hanya terjadi pada rupiah, melainkan pada seluruh mata uang di dunia karena dolar AS tengah mengalami penguatan pada beberapa waktu terakhir.
“Bukan rupiah yang mengalami pelemahan, tapi dolar AS memang tengah menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Ini didukung oleh ketidakpastian utang AS dan sentimen dari pejabat Bank Sentral AS, Federal Reserves (The Fed) yang cenderung akan kembali menaikan suku bunga pada bulan Juni dan Juli mendatang,” ujar Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (31/5/2023).
Ketidakpastian plafon utang AS yang terjadi pada beberapa minggu terakhir memang menjadi momok menakutkan bagi pasar keuangan dunia. Hal itu terjadi karena bila plafon utang tidak segera dinaikan sebelum batas waktu 5 Juni, AS akan mengalami gagal bayar dan dolar mengalami penguatan.
Walaupun demikian, Josua menilai, kesepakatan tentatif yang telah tercapai antara Presiden AS, Joe Biden dan Ketua DPR AS, McCarthy telah memperlambat penguatan dolar AS terhadap mata uang lain.
Di sisi lain, pernyataan dari pejabat the fed beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin tetap perlu dilakukan pada bulan Juni dan Juli menyebabkan investor kembali beralih ke dolar AS.
