IDXChannel – Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tengah menjadi sorotan pasar. Dalam beberapa waktu terakhir, harga saham emiten tambang tersebut menguat tajam seiring lonjakan harga emas dunia dan masuknya ke dalam indeks global.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham BRMS berada di posisi Rp925 per unit pada penutupan perdagangan Selasa (7/10/2025). Sehari sebelumnya, saham ini bahkan sempat menyentuh Rp1.025 per unit, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH).
Dalam sepekan terakhir, saham BRMS naik 10,12 persen, sementara dalam sebulan melonjak 87,25 persen. Sejak awal 2025, kinerjanya kian impresif dengan kenaikan mencapai 167,34 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai prospek saham BRMS masih menjanjikan dalam waktu dekat. Menurut dia, tren penguatan yang terjadi belakangan ini belum menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum.
“BRMS masih menarik menyusul uptrend kuat dan masih ada potensi flow dari FTSE dan MSCI di November ini,” ujar Michael.
Ia menambahkan, koreksi yang terjadi belakangan justru merupakan bagian dari dinamika pasar yang normal. “Pergerakan yang terkoreksi dari angka 1.000 merupakan hal wajar mengingat 1.000 adalah resistance psikologis,” kata dia.
Manajer investasi asal Amerika Serikat (AS), Van Eck Associates Corporation, melaporkan penambahan kepemilikan saham BRMS pada akhir September 2025.
Berdasarkan laporan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), VanEck membeli 50,45 juta saham BRMS pada 30 September 2025 dengan harga rata-rata Rp838,18 per saham.
Transaksi ini meningkatkan kepemilikan VanEck dari 4,998 persen menjadi 5,033 persen, sehingga melewati ambang pelaporan kepemilikan 5 persen.
Baru-baru ini, BRMS resmi masuk dalam daftar konstituen VanEck Gold Miners ETF (GDX), sebuah tonggak penting yang meningkatkan eksposur BRMS di mata investor global.
Menurut Sucor Sekuritas, dalam riset pada 15 September 2025, masuknya BRMS ke GDX menjadi titik balik signifikan bagi likuiditas, visibilitas, dan akses perseroan ke investor asing.
Sebagai gambaran, GDX merupakan VanEck Gold Miners ETF yang berinvestasi pada saham-saham tambang emas besar dunia. Reksa dana ini sejak lama mereplikasi NYSE Arca Gold Miners Index (GDMNTR), sebelum akhirnya beralih ke MarketVector Global Gold Miners Index (MVGDXTR) mulai September 2025.
Sementara itu, GDXJ atau VanEck Junior Gold Miners ETF fokus pada perusahaan tambang emas skala menengah dan kecil, yang cenderung lebih volatil namun berpotensi memberikan pertumbuhan lebih tinggi.
Indeks MVGDXTR sendiri menjadi acuan utama bagi GDX, dengan perhitungan total return termasuk dividen, sehingga mencerminkan secara lebih utuh kinerja perusahaan tambang emas global. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.