Sementara secara keseluruhan, saham CDIA saat offering mengalami oversubscribed 15,06 kali dengan total pesanan Rp35,7 triliun. Jumlah ini mencakup seluruh proses penjatahan, baik penjatahan pasti (fixed allotment) maupun pooling allotment.
Saham CDIA menyentuh batas auto reject atas (ARA) saat debut di Bursa Saham Indonesia (BEI). Saham emiten utilitas milik taipan Prajogo Pangestu itu melesat 35 persen ke Rp135 per saham.
Kenaikan itu akibat kuatnya permintaan saat listing. Antrean (bid) atas saham CDIA mencapai 125 juta lot, setara Rp3,2 triliun, yang juga merupakan rekor baru untuk antrean IPO di pasar reguler.
Presiden Direktur CDIA, Fransiskus Ruly Aryawan menilai, langkah go-public ini menandai fase baru bagi CDI Group.
"Langkah ini merupakan pencapaian strategis dan tonggak baru dalam perjalan kami sebagai perusahaan infrastruktur yang memiliki ambisi untuk mendukung pertumbuhan industri dan konektivitas ekonomi di Indonesia dan Asia Tenggara,” katanya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
(Rahmat Fiansyah)