IDXChannel - Aksi penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) di Bursa Efek menciptakan rekor baru.
Selama periode penawaran (offering), jumlah pesanan yang masuk saat penjatahan terpusat (pooling allotment) mencapai Rp33,6 triliun. Angka tersebut mencerminkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 563 kali.
"Penawaran ini ini tak hanya mencerminkan antusiasme investor tertinggi sepanjang masa, namun juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap peran dan rencana strategis perusahaan dalam industri untuk ke depannya," kata Henan Sekuritas dikutip Kamis (10/7/2025).
Henan Sekuritas (HP) adalah penjamin emisi utama (lead underwriter) dalam IPO CDIA. Selain itu, perseroan juga menunjuk lima underwriter lain, yakni DBS Vickers Sekuritas (DP), Trimegah Sekuritas (LG), BNI Sekuritas (NI), BCA Sekuritas (SQ), dan OCBC Sekuritas (TP).
Henan Sekuritas mencatat, jumlah investor yang memesan saham CDIA selama periode offering sekitar 400.162 Single Investor Identification (SID) dengan melibatkan 431.482 Sub Rekening Efek (SRE).
Sementara secara keseluruhan, saham CDIA saat offering mengalami oversubscribed 15,06 kali dengan total pesanan Rp35,7 triliun. Jumlah ini mencakup seluruh proses penjatahan, baik penjatahan pasti (fixed allotment) maupun pooling allotment.
Saham CDIA menyentuh batas auto reject atas (ARA) saat debut di Bursa Saham Indonesia (BEI). Saham emiten utilitas milik taipan Prajogo Pangestu itu melesat 35 persen ke Rp135 per saham.
Kenaikan itu akibat kuatnya permintaan saat listing. Antrean (bid) atas saham CDIA mencapai 125 juta lot, setara Rp3,2 triliun, yang juga merupakan rekor baru untuk antrean IPO di pasar reguler.
Presiden Direktur CDIA, Fransiskus Ruly Aryawan menilai, langkah go-public ini menandai fase baru bagi CDI Group.
"Langkah ini merupakan pencapaian strategis dan tonggak baru dalam perjalan kami sebagai perusahaan infrastruktur yang memiliki ambisi untuk mendukung pertumbuhan industri dan konektivitas ekonomi di Indonesia dan Asia Tenggara,” katanya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
(Rahmat Fiansyah)