Menurutnya, aksi korporasi ini menjadi katalis utama yang mendorong penguatan saham perseroan.
"Konversi ini diperkirakan membuat ekuitas perusahaan akan meningkat menjadi Rp4 triliun. Dan tentunya akan memperbaiki juga rasio laporan keuangan, yakni DER [Debt to Equity Ratio] menjadi 0,7, yang saat ini adalah 1,32," kata Michael.
Selain faktor fundamental, ia juga menyoroti sinyal teknikal dari pergerakan saham DEWA.
"DEWA memiliki pola double bottom yang cukup besar. Dengan target ke 200, titik neckline di 150," tuturnya.
Sebelumnya, DEWA membukukan lonjakan laba bersih signifikan pada kuartal I-2025 (1Q25), mencapai Rp69 miliar. Angka ini naik 899 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (4Q24) yang sebesar Rp7 miliar, dan jauh melampaui capaian Rp8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.