"Powell sangat berhati-hati, hanya mengulang pesan bahwa The Fed akan ‘tunggu dan lihat’, dan tidak bisa bertindak lebih dulu. Pasar merasa kecewa karena tidak ada kejutan, dan ini tak akan mengubah bias bullish kuat yang masih melekat di pasar emas," ujar trader logam independen, Tai Wong, dikutip Reuters, Rabu (7/5).
Ia menambahkan, pelemahan akan tetap dicermati trader, karena emas adalah satu-satunya pasar di mana investor merasa sangat percaya diri.
Meski demikian, menurut catatan analis Mizuho Securities USA, Robert Yawger, dengan peringatan dari The Fed mengenai ketidakpastian ke depan, harga emas diperkirakan bisa kembali mencetak rekor tertinggi baru.
Emas, yang dipandang sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian, telah melonjak 28,6 persen sepanjang 2025, didorong oleh risiko geopolitik dan aksi beli besar-besaran dari bank sentral dunia. Bank Sentral China tercatat menambah cadangan emasnya untuk bulan keenam berturut-turut pada April.
“Saya kira sebagian besar penurunan harga emas ini terkait dengan langkah China dan AS yang kembali duduk bersama membahas tarif. Pengumuman The Fed sejauh ini netral—tidak ada kejutan dari ucapan Powell,” kata analis pasar senior di RJO Futures, Daniel Pavilonis.