IDXChannel – Saham maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melesat pada perdagangan Rabu (8/10/2025) seiring perseroan berencana menggelar private placement dengan nilai jumbo mencapai sekitar USD1,85 miliar atau setara Rp30,5 triliun.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.16 WIB, saham GIAA melonjak hingga auto rejection atas (ARA) 10 persen untuk papan pemantauan khusus (FCA), tepatnya 9,09 persen, ke level Rp96 per unit. Nilai transaksi mencapai Rp40,18 miliar dan volume perdagangan 418,5 juta saham.
Dengan ini, saham GIAA menguat tiga hari tanpa jeda, dengan kenaikan 20 persen sepekan dan 39,13 persen dalam sebulan terakhir. Sejak awal 2025, saham GIAA melejit 74,55 persen.
Namun, dalam 5 tahun terakhir saham GIAA anjlok 54,07 persen di tengah masalah keuangan yang selama ini membelit perusahaan.
Rencana private placement Garuda dilakukan melalui penerbitan sekitar 407,9 miliar saham baru kepada PT Danantara Asset Management dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham.
Skema transaksi mencakup dua bagian. Pertama, setoran modal tunai hingga USD1,44 miliar. Kedua, konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai USD405 juta. Pinjaman tersebut diberikan Danantara pada Juni 2025 dan seluruhnya telah dicairkan Garuda pada 18 September 2025.
Aksi korporasi ini akan berdampak besar pada struktur kepemilikan saham. Porsi kepemilikan publik diproyeksi terdilusi dari 27,46 persen menjadi sekitar 5,03 persen. Sementara itu, kepemilikan Danantara akan melonjak signifikan dari 64,54 persen menjadi sekitar 93,5 persen.
Rencana private placement ini sebenarnya sudah disampaikan sejak Juli 2025, berbarengan dengan pengumuman rencana audit laporan keuangan kuartal II-2025. Menariknya, nilai transaksi terbaru jauh lebih besar dari perkiraan awal, yang hanya menyebut total dukungan pembiayaan Danantara sekitar USD1 miliar.
Manajemen Garuda berencana menggunakan dana hasil private placement untuk berbagai kebutuhan strategis.
Sekitar 29 persen dialokasikan untuk modal kerja dan operasional perseroan, 37 persen untuk peningkatan modal Citilink guna mendukung operasional dan mengembalikan armada, 22 persen untuk ekspansi armada Garuda dan Citilink, serta 12 persen untuk membayar utang pembelian bahan bakar Citilink ke Pertamina.
Rencana ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 12 November 2025.
Stockbit menilai aksi private placement jumbo GIAA akan memberikan dampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan. Berdasarkan analisis proforma perseroan, ekuitas Garuda diperkirakan berbalik positif sekitar USD350 juta dari posisi negatif USD1,5 miliar per 30 Juni 2025.
Perubahan ini berpotensi membuka jalan bagi saham GIAA untuk keluar dari papan pemantauan khusus (FCA).
Stockbit juga mencatat peningkatan likuiditas dan solvabilitas yang cukup besar. Jumlah kas dan setara kas Garuda diperkirakan naik USD1,44 miliar, mendorong rasio lancar (current ratio) naik dari 0,44 kali menjadi 1,53 kali. Sementara itu, rasio liabilitas terhadap aset diproyeksikan turun dari 123 persen menjadi 96 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.