Skema transaksi mencakup dua bagian. Pertama, setoran modal tunai hingga USD1,44 miliar. Kedua, konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai USD405 juta. Pinjaman tersebut diberikan Danantara pada Juni 2025 dan seluruhnya telah dicairkan Garuda pada 18 September 2025.
Aksi korporasi ini akan berdampak besar pada struktur kepemilikan saham. Porsi kepemilikan publik diproyeksi terdilusi dari 27,46 persen menjadi sekitar 5,03 persen. Sementara itu, kepemilikan Danantara akan melonjak signifikan dari 64,54 persen menjadi sekitar 93,5 persen.
Rencana private placement ini sebenarnya sudah disampaikan sejak Juli 2025, berbarengan dengan pengumuman rencana audit laporan keuangan kuartal II-2025. Menariknya, nilai transaksi terbaru jauh lebih besar dari perkiraan awal, yang hanya menyebut total dukungan pembiayaan Danantara sekitar USD1 miliar.
Manajemen Garuda berencana menggunakan dana hasil private placement untuk berbagai kebutuhan strategis.
Sekitar 29 persen dialokasikan untuk modal kerja dan operasional perseroan, 37 persen untuk peningkatan modal Citilink guna mendukung operasional dan mengembalikan armada, 22 persen untuk ekspansi armada Garuda dan Citilink, serta 12 persen untuk membayar utang pembelian bahan bakar Citilink ke Pertamina.