IDXChannel – Saham emiten besutan taipan Prajogo Pangestu cenderung melemah hingga penutupan sesi I, Selasa (23/9/2025), terimbas aksi ambil untung (profit taking) usai reli berhari-hari.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) merosot 2,80 persen ke level Rp1.735 per unit, usai menguat tiga hari berturut-turut.
Sehari sebelumnya, saham CDIA ditutup melonjak 15,16 persen.
Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga turun 1,86 persen menjadi Rp3.160 per unit, usai sempat menembus rekor tertinggi (ATH) di Rp3.300 di awal sesi.
Kemudian, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tergerus 1,83 persen dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (TPIA) memerah 0,32 persen.
Berbeda, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) menguat 0,91 persen ke Rp5.525 per unit setelah menembus ATH di Rp5.725 pada pagi tadi.
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga menghijau 0,28 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan bahwa koreksi pada saham milik Prajogo Pangestu tergolong wajar setelah reli besar sebelumnya.
“Saham Prajogo yang terkoreksi merupakan hal lumrah menyusul power break kemarin terlalu over,” ujar Michael, Selasa (23/9/2025).
Ia menambahkan kondisi tersebut berkaitan dengan sinyal teknikal. “Terdapat overbought untuk saham-saham Prajogo yang mendongkrak terlalu tinggi dalam sehari,” tutur Michael.
Menurut Michael, jeda ini penting bagi tren yang sehat. “Retracement memang diperlukan dalam rally,” katanya.
Kabar teranyar, Prajogo Pangestu kembali melepas saham BREN. Langkah tersebut dilakukan untuk menambah saham publik yang beredar (free float).
Prajogo melalui Green Era Energy Pte Ltd (GEE) menjual 39,6 juta saham BREN. GEE merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), pemegang saham utama sekaligus pengendali BREN.
Direktur BREN, Merly menyebut, GEE menjual 39,6 juta saham BREN dengan harga Rp8.300 pada 15 September 2025. Dari transaksi itu, GEE mengantongi Rp328,7 miliar.
"Tujuan dari transaksi untuk menambah free float dan likuiditas saham yang beredar di pasar," katanya melalui keterbukaan informasi, Senin (22/9/2025).
Berita teranyar lainnya, PTRO mengumumkan rencana akuisisi atas Scan-Bilt Pte Ltd (SBPL), perusahaan konstruksi dan teknik sipil di sektor kimia dan energi yang berbasis di Singapura.
PTRO telah menandatangani perjanjian berupa non-binding term sheet dengan SBPL sebagai pijakan awal untuk mengambil alih mayoritas saham perusahaan target tersebut. Setelah ini, tahap selanjutnya adalah uji tuntas (due diligence) dan negosiasi lebih lanjut.
Sebelumnya, PTRO meraih fasilitas kredit Rp2,5 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) setelah resmi mengakuisisi saham Grup Hafar, perusahaan yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, Construction & Installation (EPCI) dam jasa pelayaran migas.
Pinjaman jumbo ini memiliki tenor delapan tahun sejak ditandatangani pada 28 Agustus 2025.
Manajemen PTRO menyampaikan, dana pinjaman tersebut akan difokuskan untuk mendukung belanja modal (capital expenditure/capex) serta memperkuat modal kerja dalam rangka ekspansi usaha, khususnya di lini bisnis engineering, procurement and construction (EPC).
“Fasilitas-fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perseroan, serta memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha,” tulis manajemen PTRO dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (29/8/2025).
Perseroan menegaskan, tambahan fasilitas kredit ini akan memperkokoh struktur pendanaan tanpa menimbulkan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, maupun kondisi keuangan perseroan.
Sebelumnya, Petrosea dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menuntaskan akuisisi atas seluruh kepemilikan saham di Grup Hafar pada 15 Agustus 2025.
Dalam akuisisi ini, Petrosea mengakuisisi 51 persen saham melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan Rukun Raharja mengambil 49 persen saham di Grup Hafar.
BRPT juga sebelumnya membantah kabar Prajogo atau perusahaan yang berada di bawah kendalinya, mengakuisisi emiten milik Happy Hapsoro PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA).
Rumor tersebut beredar melalui pesan berantai di WhatsApp dan sejumlah platform pesan instan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.