IDXChannel – Saham emiten properti dan real estate cenderung menguat pada perdagangan Rabu (16/7/2025) seiring Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.01 WIB, indeks sektor properti naik 0,28 persen, bersamaan mayoritas sektor lainnya.
Saham PT Sentul City Tbk (BKSL) meningkat 3,36 persen, PT Intiland Development Tbk (DILD) tumbuh 2,29 persen, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) terapresiasi 2,13 persen.
Kemudian, saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mendaki 1,53 persen, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) 1,51 persen, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) 1,42 persen.
Serupa, saham LPCK naik 0,86 persen, JRPT 0,69 persen, dan PWON 0,54 persen.
Kebijakan BI menurunkan suku bunga memberikan sentimen positif bagi sektor properti. Pasalnya, bunga kredit yang lebih rendah berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk properti, sekaligus mendorong penjualan rumah dan apartemen.
Di sisi lain, perusahaan pengembang properti juga diuntungkan dari sisi pembiayaan proyek yang menjadi lebih murah.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pengumuman hasil RDG BI Bulan Juli 2025 dengan Cakupan Triwulanan di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Demikian juga dengan suku bunga deposit facility diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi sebesar 4,50 persen dan suku bunga lending facility juga turun 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen.
Perry menerangkan, keputusan menurunkan BI Rate ini konsisten dengan semakin rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental, serta perlunya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi sesuai dengan dinamika terjadi pada perekonomian global dan domestik," katanya.
Keputusan BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen sudah diperkirakan sebagian ekonom.
Dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada 7–14 Juli, sebanyak 15 dari 29 ekonom memprediksi BI akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps level 5,25 persen pada keputusan 16 Juli. Sementara 14 ekonom lainnya memperkirakan BI akan menahan suku bunga tetap di 5,50 persen.
Dari 26 ekonom yang memberikan pandangan jangka panjang, sebanyak 21 orang memproyeksikan suku bunga acuan BI berada di 5,25 persen pada akhir kuartal ini, dan 13 di antaranya memperkirakan akan ada penurunan lanjutan sebesar 25 basis poin ke level 5,00 persen hingga akhir 2025. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.