Dibanding realisasi penjualan tahun sebelumnya, capaian tersebut juga tumbuh 99 persen, di mana sepanjang 2021 nilai penjualan SAMF masih sebesar Rp1,85 triliun.
Capaian total produksi SAMF pada 2022 ditopang oleh kemampuan perusahaan dalam memastikan keandalan pabrik, jaminan pasokan bahan baku, dan keandalan distribusi, baik dari sisi bahan baku maupun produk di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Sehingga diharapkan, dengan adanya kepastian bahan baku pupuk, maka proses produksi akan berjalan lancar, dan kami mampu memenuhi permintaan pupuk selama 2023 yang terus mengalami peningkatan signifikan," tutur Yahya.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan dan maraknya bisnis pupuk yang kian moncer, di tahun 2023 SAMF menargetkan pertumbuhan penjualan naik sekitar 20 persen, yaitu menjadi Rp4,4 triliun. (TSA)