IDXChannel – Banyak investor yang masih bertanya-tanya seberapa besar risiko berinvestasi saham. Sebab, setiap investasi tentu memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.
Saat ini, investasi saham tengah banyak diminati masyarakat di Indonesia. Tidak sedikit juga anak-anak muda yang sudah mulai tertarik untuk berinvestasi saham.
Hal ini lantaran investasi saham menawarkan keuntungan imbal hasil yang menjanjikan. Selain dari capital gain atau selisih harga penjualan, investor saham juga akan memperoleh keuntungan dari pembagian dividen atau laba perusahaan.
Meski demikian, investasi saham juga memiliki risiko yang perlu dipahami investor sebelum mulai berinvestasi. Lantas, seberapa besar risiko berinvestasi saham? Berikut penjelasan lengkapnya.
Risiko Berinvestasi Saham
Ada sejumlah risiko investasi saham yang perlu dipahami investor sebelum mulai berinvestasi. Memahami risiko investasi saham ini dapat membantu Anda dalam menghindari kerugian dalam berinvestasi. Berikut beberapa risiko dalam berinvestasi saham.
1. Capital Loss
Salah satu risiko yang harus dihadapi ketika berinvestasi saham adalah risiko capital loss. Kebalikan dari capital gain, capital loss adalah potensi kerugian yang disebabkan oleh turunnya harga saham di mana harga jual lebih rendah dibanding harga ketika Anda membelinya.
Fluktuasi harga saham bisa dipengaruhi oleh perubahan dalam kondisi pasar secara keseluruhan. Perubahan dalam ekonomi global, suku bunga, atau sentimen investor dapat mempengaruhi nilai saham Anda.
2. Perusahaan Mengalami Kebangkrutan
Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka investor akan mengalami kerugian. Pasalnya, perusahaan yang bangkrut bisa jadi kehilangan asetnya sehingga investor hanya akan menerima pembagian dari nilai aset yang tersisa setelah digunakan untuk melunasi kewajiban membayar utang.
3. Likuiditas Saham
Risiko likuiditas juga cukup membayangi dalam berinvestasi saham. Sebuah saham dapat dikatakan likuid apabila saham tersebut mudah diperdagangkan. Meski sebagian besar saham di bursa likuid, namun beberapa diantaranya juga dikenal sebagai saham tidur yang memiliki volume transaksi rendah. Risiko ini barangkali tidak terlalu berpengaruh pada investasi saham jangka panjang. Namun, bagi investor jangka pendek atau trader, likuiditas yang buruk akan menjadi sebuah masalah besar.
4. Penurunan Valuasi
Harga saham bisa mencerminkan ekspektasi masa depan terhadap kinerja perusahaan. Karena itulah, apabila harga saham terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai sebenarnya, ada risiko penurunan nilai yang tidak sesuai harapan.
5. Forced Delisting dan Suspensi
Investor juga perlu mempertimbangkan adanya risiko delisting dan suspensi pada perusahaan. Delisting terjadi ketika saham perusahaan dikeluarkan dari perdagangan oleh BEI karena kinerja keuangannya yang tidak baik atau perusahaan melanggar aturan BEI. Sementara itu, suspensi adalah kondisi di mana saham perusahaan diberhentikan perdagangannya dengan alasan tertentu. Kedua hal ini tentunya dapat membuat investor mengalami kerugian.
Nah, itulah beberapa risiko berinvestasi saham yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mulai berinvestasi. Investasi saham umumnya dianggap memiliki risiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya seperti obligasi atau deposito.
Hal ini karena harga saham lebih fluktuatif dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sulit diprediksi. Meski demikian, investasi ini menawarkan keuntungan yang menjanjikan.
Oleh karena itu, pastikan untuk membekali diri Anda dengan pengetahuan tentang investasi saham sebelum terjun ke pasar modal.
Disclaimer: Segala Keputusan Pembelian Produk Investasi dan Instrumennya Berada di Tangan Investor.