IDXChannel – Sejarah dan profil saham HRUM milik PT Harum Energy Tbk patut untuk dicermati. HRUM menjadi emiten pendatang baru di IDX30 sesuai hasil evaluasi mayor Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlaku mulai 1 Agustus 2022 mendatang.
Sebelumnya, HRUM juga masuk dalam indeks saham paling likuid di pasar modal yakni LQ45. Emiten yang bergerak di bidang komoditas terutama batu bara ini memang tercatat memiliki kinerja yang baik sepanjang kuartal I 2022.
Bagaimana sejarah dan profil HRUM? Simak informasi lengkapnya dari IDXChannel berikut ini!
Sejarah dan Profil HRUM
PT Harum Energy Tbk dengan kode saham HRUM merupakan emiten yang bergerak di bidang komoditas batu bara. Pada awalnya, perusahaan ini didirikan dengan nama PT Asia Antrasit pada 12 Oktober 1995. Nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Harum Energy Tbk pada 2007 yang sekaligus mengubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan. Di tahun itu juga Harum Energy beroperasi secara komersial.
Berdasarkan informasi di laman resmi perseroan, aktivitas dan ruang lingkup emiten dengan kode HRUM ini adalah di bidang kegiatan perusahaan holding, jasa keuangan, pertambangan, perdagangan, industri, ketenagalistrikan dan juga kegiatan konsultasi manajemen. Adapun kegiatan usaha utama Perseroan hingga saat ini adalah beroperasi dan berinvestasi dalam bidang pertambangan batu bara, perdagangan, dan jasa melalui Entitas Anak dan Entitas Asosiasi.
HRUM diketahui memiliki lima daerah pertambangan batu bara dan 1 daerah pertambangan nikel. Adapun batu bara yang diproduksi HRUM merupakan batu bara non-aglomerasi dengan nilai kalori bruto lebih besar dari 5.700 kcal/kg secara GAD (Gross Calorivic Value (CV); ADB (Air dried basis)), abu-bebas, dan sekitar 5.400 kcal/kg secara GAR (Gross CV; AR (As received)).
Harum Energy berhasil mencatatkan sahamnya di BEI pada tanggal 6 Oktober 2010 dengan kode HRUM. Sebelumnya, HRUM menerima pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham HRUM (IPO) pada 24 September 2010. HRUM menawarkan sebanyak-banyaknya 500.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp100 per saham. Adapun harga pada saat penawaran adalah Rp5.500 per lembar.
Pemegang saham HRUM yang memiliki 5 persen atau lebih saham adalah PT Karunia Bara Perkasa (induk usaha) sebesar 79,79 persen. Sementara itu, Pemilik Manfaat Akhir atau Ultimate Beneficial Ownership dari kepemilikan saham HRUM adalah Keluarga Barki.
Kinerja HRUM
PT Harum Energy Tbk memang merupakan emiten yang cukup rajin mendiversifikasikan bisnisnya ke segmen nikel. HRUM diketahui menambah kepemilikannya di PT Infei Metal Industry pada Desember 2021. Melalui anak usahanya yakni PT Tanito Harum Nickel (THN), Harum Energy memborong sebanyak 252 ribu saham baru atau setara 9,8 persen saham PT Infei Metal Industry (IMI). Kepemilikan Tanito Harum Nickel atas perusahaan tersebut pun meningkat menjadi 49 persen.
Kinerja emiten batu bara ini pada kuartal I-2022 pun cemerlang. HRUM membukukan keuntungan bersih sebesar USD62,80 juta atau melesat hingga 255,05 persen dibanding laba tahun buku sebelumnya di periode yang saham hanya sebesar USD17,68 juta.
Kinerja cemerlang ini tidak terlepas dari pasar ekspor yang menjadi motor penggerak pendapatan perseroan pada tiga bulan pertama tahun 2022 ini. Pendapatan HRUM bahkan diproyeksikan mencapai USD627 juta tahun ini. Angka tersebut naik dari proyeksi tahun lalu yang hanya sebesar USD357 juta.
Itulah informasi mengenai sejarah dan profil HRUM yang berhasil dirangkum IDXChannel. HRUM tercatat menjadi konstituen baru IDX30 BEI yang patut untuk dilirik.