IDXChannel - PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) menetapkan target ambisius pada tahun ini dengan membidik pendapatan sebesar Rp196,8 miliar. Angka ini melonjak 65,1 persen dibandingkan capaian 2024 yang sebesar Rp118,63 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, produsen aspal tersebut juga menargetkan laba bersih 2025 mencapai Rp21,29 miliar. Jika terealisasi, angka ini mencatatkan pertumbuhan signifikan hingga 318 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp6,66 miliar.
Direktur Utama SOLA, Mochamad Bhadaiwi mengatakan, target tersebut didukung oleh perolehan sejumlah kontrak baru yang memiliki nilai besar dan diyakini akan terealisasi progresnya pada akhir 2025.
“Kami optimistis realisasi kinerja keuangan tahun ini dapat melampaui target RKAP,” katanya dalam Materi Paparan Publik dikutip Rabu (18/6/2025).
Pada 2024, kinerja keuangan SOLA menunjukkan tren perbaikan. Pendapatan tumbuh 43,05 persen dari Rp83,24 miliar pada 2023 menjadi Rp119,08 miliar di 2024. Laba bersih pun meningkat dari Rp5,95 miliar menjadi Rp6,66 miliar.
Namun, Net Profit Margin (NPM) SOLA justru turun sebesar 1,54 persen. Hal ini mengindikasikan perusahaan masih menghadapi tekanan profitabilitas meski pendapatan bertumbuh. Tantangan utama datang dari fluktuasi harga aspal global dan kurs rupiah.
Segmen jasa konstruksi menjadi kontributor utama pendapatan 2024, menyumbang Rp86,01 miliar atau sekitar 72,2 persen dari total pendapatan. Sementara itu, lini perdagangan aspal menyumbang Rp32,99 miliar atau 27,7 persen.
Prospek bisnis SOLA, kata Bhadaiwi, dinilai menjanjikan seiring tingginya kebutuhan infrastruktur nasional. Dia menyebut pasar di luar Pulau Jawa masih menyimpan potensi besar, khususnya untuk proyek jalan yang membutuhkan pasokan aspal modifikasi (bitumen).
Perseroan juga mencermati fluktuasi harga saham yang terjadi sejak April 2025. Manajemen menyatakan bahwa pergerakan harga dipengaruhi sentimen positif terhadap kontrak baru dan masuknya investor institusi asing yang memberi sinyal prospek jangka panjang.
Saham SOLA saat ini berada di level Rp148. Harga sahamnya melesat hampir 200 persen sejak awal tahun, setelah sempat turun ke bawah harga IPO di Rp110.
(Rahmat Fiansyah)