Capaian validasi ini, dalam pandangan Vita, juga sekaligus membuktikan komitmen kuat SIG dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui rencana aksi yang aplikatif dan target yang terukur.
Sejauh ini, SIG telah memiliki target penurunan emisi GRK yang ambisius melalui sejumlah inisiatif strategis, di antaranya pengunaan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian, industri, sampah padat perkotaan (municipal solid waste) yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), biomassa, serta sumber lainnya.
Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif, proses produksi di pabrik-pabrik SIG ditunjang dengan implementasi plant digitalization melalui pemanfaatan machine learning, big data dan artificial intelligence (AI) untuk optimasi kegiatan produksi untuk mencapai efisiensi penggunaan energi dan peningkatan produktivitas.
Penggunaan bahan bakar alternatif tidak hanya lebih rendah emisi, namun juga membantu dalam mengatasi permasalahan yang diakibatkan dari sampah perkotaan seperti bau tak sedap dan gangguan penyakit pada masyarakat, serta timbulnya gas metana dari limbah pertanian yang tidak terkelola dengan baik.
Untuk mendorong percepatan capaian penurunan emisi dari kegiatan operasional Perusahaan, SIG juga terus mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya pada unit-unit operasionalnya, serta optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG).
Vita menambahkan, mengacu pada data Perusahaan, penggunaan bahan bakar alternatif di seluruh pabrik SIG pada 2024 mencapai 550 ribu ton, meliputi 314 ribu ton biomassa, 206 ribu ton non biomassa, dan 30 ribu ton RDF.
Melalui inisiatif ini, SIG berhasil meningkatkan thermal substitution rate (TSR) domestik menjadi 7,56 persen, dibandingkan TSR domestik tahun sebelumnya sebesar 7,27 persen pada 2023.