Adapun transformasi yang telah dilakukan meliputi restrukturisasi model portofolio dengan mengurangi jumlah BUMN dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN serta menciptakan ekosistem rantai pasok dari masing-masing klaster..
"Lalu, menciptakan model bisnis baru di mana kami berada pada inisiatif yang agresif, beberapa di antaranya sudah selesai seperti merger BSI, merger Pelindo dan integrasi holding ultra mikro holding," kata dia.
Kementerian BUMN, lanjut Tiko, juga terus meningkatkan manajemen talenta agar kompetitif di pasar global. Hal ini termasuk dengan peningkatan jumlah generasi muda dan perempuan di jajaran direksi BUMN. Menurutnya, jumlah direksi muda ditargetkan 10% dan perempuan mencapai 35% pada 2023 mendatang.
"Semua ini bertujuan meningkatkan kualitas manajemen dan transformasi perusahaan. Kami berharap memiliki lebih banyak BUMN yang dapat menjadi perusahaan global dalam beberapa tahun ke depan," tutur dia.
Tiko mengatakan inti dari reformasi BUMN tertera dalam lima pilar utama yang meliputi mendongkrak kontribusi terhadap nilai ekonomi dan sosial, mengusung inovasi model bisnis, meraih kepemimpinan teknologi, mendorong peningkatan investasi, serta menerapkan pengembangan talenta yang merupakan upaya konkret perseroan dalam pembangunan bangsa secara berkelanjutan.