Dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (1/3), performa positif itu membawa laba bersih per saham dasar EXCL menjadi Rp98 per saham, berkurang dari posisi sebelumnya yakni Rp105 per saham. Ini berlangsung disebabkan kenaikan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar akibat aksi korporasi penambahan modal.
Dari sisi topline, pendapatan usaha tumbuh 10,91% yoy menjadi Rp32,32 triliun, didukung meningkatkan penjualan data dan layanan digital, hingga jasa interkoneksi.
Serangkaian beban yang meningkat, terjadi pada pos pengakuan terhadap penyusutan, beban infrastruktur, hingga interkoneksi. Namun demikian, terdapat penurunan biaya penjualan dan pemasaran.
Alhasil, margin laba kotor EXCL masih tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya, yakni menjadi Rp4,73 triliun. Setelah terpangkas beban keuangan, laba sebelum pajak perseroan terhenti di angka Rp1,70 triliun.
Balance sheet EXCL hingga Desember 2023 menunjukkan total aset meningkat tipis tetapi masih bertahan di angka Rp87,68 triliun. Ini sejalan dengan penurunan jumlah kewajiban pembayaran utang atau liabilitas hampir 1 persen menjadi Rp61,18 triliun.