Fahmi Abidin
IDXChannel - Tak hanya Microsoft, Perusahaan teknologi lainnya yakni Twitter tertarik untuk mengakuisisi TikTok di AS. Presiden AS Donald Trump pun sebelumnya telah menetapkan batas waktu akhir (deadline) divestasi saham TikTok di AS pada 15 September 2020. Jika gagal, maka aplikasi tersebut akan diblokir.
Terkait negosiasi dengan ByteDance, Microsoft masih menjadi yang terkuat untuk mengakuisisi TikTok di AS. Sementara Twitter baru saja membuka negosiasi dengan perusahaan induk aplikasi video asal China tersebut.
Meski demikian, Twitter cukup kesulitan untuk mengakuisisi TikTok akibat harganya yang cukup mahal. Selain itu, nilai kapitalisasi pasar Twitter saat ini hanya berkisar USD30 miliar.
"Twitter akan kesulitan untuk mencari dana mengakuisisi TikTok. Mereka tidak punya ruang yang memadai untuk meminjam uang," kata Erik Gordon, Profesor di University of Michigan, dikutip dari Reuters, Minggu (9/8/2020).
Sementara itu, Menurut Gordon, batas waktu akuisisi TikTok yang ditetapkan pemerintah AS sangat singkat hanya kurang dari satu bulan. "Jika mereka mengumpulkan investor, syaratnya akan sulit. Pemilik saham Twitter lebih menginginkan manajemen untuk fokus pada bisnis yang sudah ada," ujarnya.
Namun, Silver Lake, salah satu pemilik saham Twitter, tertarik membantu pendanaan untuk mengakuisisi TikTok. Selain dana, Twitter juga relatif tak memiliki hambatan besar dibandingkan Microsoft, baik dari sisi regulasi maupun tekanan bisnis.
Baru-baru ini, Presiden Trump mendukung penuh rencana Microsoft mengakuisisi TikTok sepanjang pemerintah AS memperoleh 'bagian' dari aksi korporasi tersebut. Jika tidak, dia akan memblokir TikTok mulai 5 September. (*)
