IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD65,7 juta atau setara Rp1,04 triliun di periode Juli-September 2023.
Presiden Direktur INCO Febriany Eddy menyebut, angka itu naik dari sebesar USD60,8 juta yang dikeluarkan pada kuartal II-2023.
“Peningkatan realisasi capex ini terutama dialokasikan untuk belanja modal keberlanjutan dan pertumbuhan,” katanya dalam keterangan resminya, Jumat (27/10/2023).
Febriany melanjutkan, meskipun terdapat pengeluaran yang lebih tinggi, perseroan tetap mampu mengelola kas secara hati-hati dan melaporkan saldo kas dan setara kas sebesar USD768,4 juta pada 30 September 2023, naik dari USD719,9 juta pada 30 Juni 2023.
Adapun komitmen INCO dalam menerapkan praktik penambangan yang baik telah mendapatkan pengakuan yang signifikan. Pada September 2023, perseroan menerima tiga piala “Best of the Best” pada Good Mining Practice (GMP) Award 2023.
Penghargaan tersebut antara lain Sertifikat Aditama dan Piala Terbaik atas prestasi dalam Aspek Pengelolaan Teknis Pertambangan Mineral dan Batu bara, Aspek Pengelolaan Konservasi Mineral dan Batubara, dan Aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan Mineral dan Batu bara.
Selain itu, lanjut Febriany, perseroan juga menerima penghargaan utama untuk Pengelolaan Bisnis Standardisasi dan Jasa Pertambangan. “Terima kasih kepada karyawan, kontraktor, dan pemangku kepentingan lainnya atas komitmennya dalam mengedepankan praktik penambangan yang baik,” imbuh Febriany.
Perihal kinerja, INCO membukukan laba bersih sebesar USD221,08 juta atau Rp3,52 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu naik 31,29% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD168,38 juta.
Sejalan dengan laba, pendapatan perseroan juga naik 7,33% menjadi USD937,89 juta atau Rp14,93 triliun, dari sebelumnya sebesar USD873,77 juta. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan volume pengiriman nikel dalam matte.
Sementara itu, beban pokok pendapatan INCO selama sembilan bulan pertama tahun 2023 tercatat sebesar USD650,99 juta atau Rp10,36 triliun, naik 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh konsumsi bahan bakar dan biaya-biaya terkait.
Dari sisi kinerja produksi, INCO mencatatkan volume produksi sebesar 51.644 metrik ton selama sembilan bulan pertama tahun ini dan sebesar 17.953 metrik ton selama periode Juli-September 2023.
“Pencapaian ini patut diapresiasi yang tentunya tidak lepas dari penerapan strategi pemeliharaan yang efektif serta kinerja operasional yang luar biasa,” kata Febriany.
Lebih lanjut, menyusul penandatanganan Perjanjian Definitif dengan Huayou dan Ford pada 30 Maret 2023 lalu, perseroan dengan bangga mengumumkan penyelesaian evaluasi dan persetujuan Dewan Komisaris atas tambang Pomalaa dengan investasi senilai USD925 juta yang akan memasok bijih ke Pomalaa HPAL. Hal ini lebih lanjut untuk mendukung rantai pasokan kendaraan listrik di Indonesia.
(DES)