IDXChannel - Berkshire Hathaway, perusahaan milik Warren Buffett, melaporkan peningkatan kinerja keuangan yang solid, terutama dalam laba operasi kuartal kedua tahun ini pada Sabtu (5/8/2023).
Perusahaan ini juga berhasil membalik kerugian dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih Berkshire Hathaway mencapai USD35,91 miliar atau setara Rp544,76 triliun (kurs Rp 15.170 per USD) dibandingkan dengan kerugian USD43,62 miliar selama kuartal kedua tahun lalu.
Perusahaan konglomerat ini diperkirakan memiliki kas dan setara kas yang bertambah menjadi hampir USD150 miliar.
Pendapatan operasional raksasa yang berbasis di Omaha ini mencakup keuntungan yang diperoleh dari berbagai bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Di antaranya asuransi, kereta api, dan utilitas yang mencapai USD10,043 miliar pada Q2 2023 dan 6,6 persen lebih tinggi dari angka dari kuartal yang sama tahun lalu.
Hasil yang kuat ini didukung oleh lonjakan penjaminan asuransi dan pendapatan investasi perusahaan.
Saham Kelas A konglomerat ini mencapai rekor penutupan baru USD541.000 pada perdagangan Kamis lalu (3/8), melebihi rekor tertinggi sebelumnya sebesar USD539.180 yang dicapai pada 22 Maret 2022.
Secara year to date (ytd), sepanjang tahun ini, saham Berkshire Hathaway telah melonjak 13,65 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Berkshire melaporkan keuntungan hampir USD26 miliar dari investasinya sebagai pemegang saham emiten raksasa Apple Inc. (AAPL) yang memimpin reli pasar di kuartal kedua tahun ini.
Dilaporkan daham raksasa teknologi itu melonjak hampir 18 persen selama kuartal tersebut dan taruhan Berkshire telah membengkak menjadi USD177,6 miliar.
The "Oracle of Omaha" juga sempat memangkas kepemilikan saham di perusahaan migas, Chevron sebesar USD1,4 miliar menjadi USD19,4 miliar pada akhir Juni. Saham Chevron secara signifikan tertinggal di pasar tahun ini, turun lebih dari 11 persen di saat indeks S&P 500 telah naik hampir 17 persen sepanjang 2023.
Berkat laporan pendapatan yang solid, kas dan setara kas Berkshire naik menjadi USD147,377 miliar pada akhir Juni, jauh lebih tinggi dari USD130,616 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Aktivitas pembelian kembali saham (buyback) sempat melambat karena saham konglomerat ini naik kembali ke rekor tertinggi.
Perusahaan menghabiskan hanya sekitar USD1,4 miliar untuk buyback selama kuartal tersebut, sehingga total buyback saham Berkshire tahun ini menjadi USD5,8 miliar.
Di tengah gonjang-ganjing penurunan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) oleh Fitch Ratings, Warren Buffett melalui Berkshire Hathaway juga malah membeli obligasi pemerintah AS atau Treasury.
“Berkshire telah membeli USD10 miliar Treasury AS Senin lalu (31/7/2023). Untuk Senin depan kemungkinan kita akan membeli USD10 miliar lagi dalam 3 bulan atau 6 bulan” kata Buffett dalam sebuah wawancara dikutip Bloomberg, Jumat (4/8/2023).
Buffett lebih senang mengkoleksi Treasuries dengan jangka jatuh tempo pendek dapat berkinerja lebih baik karena kenaikan suku bunga The Federal Reserve telah mendorong imbal hasil ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Buffett juga memperkirakan pada April bahwa Berkshire menghasilkan USD5 miliar atau hampir pengembalian 5 persen dalam setahun dari partofolio obligasi pemerintahnya. (ADF)