sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Webinar Market Outlook : MNC Asset Management Optimis IHSG Sentuh 7600 di 2022

Market news editor Fahmi Abidin
27/05/2022 13:10 WIB
MNC Asset Management (MNC AM) sukses menggelar webinar market outlook 2022 dengan tema “The End of May's Myth and Navigate Shifting Market in Fed Policy”.
Webinar Market Outlook : MNC Asset Management Optimis IHSG Sentuh 7600 di 2022. (Foto: MNC Media)
Webinar Market Outlook : MNC Asset Management Optimis IHSG Sentuh 7600 di 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - MNC Asset Management (MNC AM) sukses menggelar webinar market outlook 2022 dengan tema “The End of May's Myth and Navigate Shifting Market in Fed Policy”. Webinar tersebut dihadiri oleh berbagai macam latar belakang profesi, seperti karyawan swasta, karyawan BUMN, mahasiswa, dan penggiat pasar keuangan.

Selain bertujuan untuk meningkatkan literasi pasar keuangan kepada masyarakat, juga memberikan gambaran bagaimana kondisi yang terjadi pada mitos bulan Mei di pasar keuangan, strategi apa yang digunakan untuk menanggapi kebijakan The Fed, sentimen apa saja yang mempengaruhi pasar keuangan, dan prediksi pasar keuangan pada semester kedua di 2022.

Acara ini menghadirkan 4 narasumber dari internal MNC AM, yaitu Edwin Sebayang sebagai Direktur MNC AM, Head of Investment Ipan Samuel, Fixed Income Fund Manager Muhammad Sugiarto, dan Chief Marketing Officer Dimas Aditia. Pada webinar market outlook ini MNC AM optimis IHSG dapat menyentuh 7.600 poin pada akhir 2022.

Direktur MNC AM, Edwin Sebayang menyebut bahwa teori Sell in May and Go Away (SMGA) tidak akurat, sebab pada data yang dipaparkan oleh Edwin, hal tersebut tidak terbukti. Penurunan pada bulan Mei merupakan hal yang biasa terjadi, tetapi dari 1998 sampai sekarang justru lebih banyak mengalami kenaikan dibanding penurunannya.

Edwin Sebayang juga mengatakan,”Saya optimis IHSG pada 2022 ini bisa menyentuh 7600. Indonesia mendapat windfall dari kenaikan harga komoditas. Selama inflasi tidak melebih 4-4,5%, Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga sehingga GDP bisa mencapai 5,4%. Untuk itu alangkah baiknya Bapak/Ibu bisa menambah bobot pada reksa dana ekuitas, money market atau fix income”, pungkas Edwin.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement