Hal itu menurut Yushadi akan menyebabkan penyesuaian sejumlah rencana kerja. Dia mencontohkan, pada saat pemerintahan Presiden Joko Widodo butuh waktu enam bulan untuk proyek infrastruktur pemerintah berjalan.
Yushadi menyebut, perolehan kontrak dari proyek pemerintah relatif kecil.
“Pada semester I tahun depan kurang lebih akan mirip, proyek dari pemerintah mungkin relatif lebih rendah,” kata Yushadi.
Hingga Oktober tahun ini, perseroan mengantongi kontrak baru sebesar Rp4,99 triliun. Angka itu menandai tercapainya target kontrak baru perseroan sebesar 81 persen.
Berbagai proyek yang menyumbang performa perseroan ini didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 71,55 persen, disusul proyek di sektor industri sebesar 13,87 persen.