2. Menunda Investasi
Setelah target tabungan jangka panjang tercapai, individu dianjurkan untuk mengalokasikan uang tabungan itu untuk diinvestasikan. Paling minimal, diinvestasikan di instrumen investasi minim risiko dengan likuiditas tinggi seperti obligasi fixed rate, deposito, atau logam mulia.
Dengan menempatkan uang tabungan di deposito saja nasabah sudah diuntungkan dari pembebasan biaya admin deposito, karena bank umumnya tidak menarik biaya admin dari deposito. Nasabah justru akan diberikan kompensasi berupa bunga.
Sementara jika individu menempatkan uang tabungannya di obligasi fixed rate, dia berpeluang menjadikan tabungannya sebagai aset produktif yang menghasilkan passive income dari kupon yang dibayarkan tiap enam bulan sekali.
Jika Anda memutuskan untuk mengalokasikan tabungan ke investasi, pertimbangkan untuk melakukan diversifikasi portofolio agar Anda tidak menempatkan 100 persen dana tabungan di satu instrumen investasi.
3. Gaya Hidup Malah Naik
Hal yang paling lumrah terjadi saat pendapatan dan kepemilikan uang yang meningkat adalah gaya hidup yang juga meningkat. Padahal gaya hidup yang meningkat justru dapat membuat Anda tergoda untuk menarik uang tabungan.
Sedikit demi sedikit, kelak tabungan yang sudah dihimpun bertahun-tahun itu bisa ludes dalam waktu singkat. Seringkali penasihat keuangan menyarankan agar individu tidak menaikkan gaya hidup ketika mendapatkan kenaikan gaji.
Tujuannya agar tingkat pengeluaran bulanan tetap terkendali dan dapat dikelola dengan baik, juga agar makin banyak uang tersisa yang dapat dialihkan ke tabungan dan investasi.
Itulah 3 kesalahan yang jarang disadari setelah target tabungan tercapai yang patut dihindari.
(Nadya Kurnia)