2. Tentukan Gaji untuk Diri Sendiri
Jika Anda adalah pemilik usaha sekaligus pengelola, penting untuk menentukan gaji bulanan bagi diri Anda sendiri. Perlakukan diri Anda layaknya karyawan yang digaji tetap sesuai kondisi keuangan usaha. Dengan begitu, Anda tidak akan sembarangan mengambil uang dari kas usaha untuk keperluan pribadi.
3. Gunakan Aplikasi Keuangan atau Pembukuan Sederhana
Anda tidak harus langsung menggunakan software akuntansi rumit. Cukup dengan catatan manual, Excel, atau aplikasi kas kecil, Anda sudah bisa memisahkan transaksi pribadi dan usaha. Pastikan semua pemasukan dan pengeluaran usaha tercatat dengan jelas dan rutin diperbarui. Jika ada pinjaman pribadi untuk usaha, juga harus dicatat sebagai modal, bukan pemasukan.
4. Pisahkan Dompet Tunai
Jika bisnis Anda masih menggunakan transaksi tunai, pisahkan uang tunai pribadi dan usaha dalam dompet atau tempat berbeda. Jangan sampai tercampur, karena akan sulit dikontrol. Misalnya, siapkan satu kotak khusus untuk uang kas toko dan satu lagi untuk keperluan harian pribadi. Terapkan sistem keluar-masuk uang harian agar tetap transparan.
5. Buat Anggaran Pribadi dan Usaha
Anggaran adalah alat penting dalam mengelola keuangan. Buatlah dua anggaran terpisah. Satu untuk kebutuhan pribadi (makan, transportasi, hiburan) dan satu lagi untuk kebutuhan usaha (beli bahan baku, gaji karyawan, biaya operasional). Dengan anggaran ini, Anda bisa menghindari penggunaan dana usaha untuk hal pribadi yang tidak terencana, dan sebaliknya.
6. Hindari Pinjam Uang Kas Usaha untuk Keperluan Pribadi
Seringkali pelaku usaha tergoda untuk meminjam uang dari kas usaha dengan alasan “nanti diganti.” Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini bisa merusak arus kas dan membuat laporan keuangan tidak akurat. Jika sangat terpaksa, catat sebagai pinjaman pribadi, dan kembalikan sesegera mungkin. Disiplin dalam hal ini akan sangat membantu kelangsungan bisnis Anda.