3. Memiliki Dana Darurat yang Aktif Diisi
Salah satu tanda paling nyata bahwa Anda naik level secara finansial adalah punya dana darurat dan secara aktif mengisinya. Dana ini jadi tameng Anda dari kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, jatuh sakit, atau kebutuhan mendadak lainnya. Orang yang dewasa secara finansial sadar bahwa keamanan finansial bukan datang dari gaji besar, tapi dari persiapan matang.
4. Tidak Tergoda Gaya Hidup Konsumtif Demi Validasi Sosial
Dulu mungkin Anda masih tergoda beli barang branded karena ingin diakui atau ikut-ikutan teman. Tapi, kini Anda sudah bisa menahan diri dan lebih memilih kenyamanan serta fungsi dibanding sekadar gengsi. Anda tahu bahwa validasi sosial itu mahal dan tidak ada habisnya, sementara kedamaian finansial jauh lebih bernilai.
5. Mulai Berinvestasi dengan Pertimbangan Matang
Investasi bukan lagi hal yang asing buat Anda dan bukan sekadar ikut-ikutan tren. Lebih dari itu, Anda sudah mulai mempelajari jenis-jenis investasi seperti reksa dana, saham, emas, bahkan properti. Anda juga paham bahwa investasi bukan cara instan jadi kaya, tapi alat untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Risiko pun Anda pertimbangkan matang-matang sebelum menyetor uang. Jika demikian, maka Anda sudah bisa upgrade cara kelola uang ke level yang lebih dewasa.
6. Berani Menolak Ajakan yang Tidak Sesuai dengan Prioritas Finansial
Ciri-ciri berikutnya adalah berani menolak ajakan yang tidak sesuai dengan prioritas finansial. Hal ini merupakan kedewasaan finansial yang paling sulit dilakukan: mengatakan “tidak” pada hal yang tidak sejalan dengan rencana keuangan. Anda tidak lagi merasa tidak enak saat menolak hangout mahal, ikut arisan tidak penting, atau beli barang hanya karena diskon. Anda tahu batasmu, dan Anda memilih tetap pada prioritas.
7. Mulai Membicarakan Uang dengan Terbuka dan Sehat
Anda tidak lagi merasa tabu saat membicarakan uang, entah itu dengan pasangan, keluarga, atau teman kerja. Anda bisa berdiskusi soal pembagian tanggung jawab keuangan, merancang masa depan bersama, atau bahkan memberi masukan sehat tentang keuangan ke orang-orang terdekat. Hal ini bisa jadi pertanda Anda tidak lagi melihat uang sebagai hal yang “kotor” untuk dibicarakan, tapi sebagai alat hidup yang perlu dikelola bersama.