IDXChannel—Usaha toko bangunan adalah salah satu jenis bisnis dengan jumlah profit yang besar. Bahkan, dengan asumsi penjualan stabil setiap bulan, pengusaha toko bangunan bisa mencapai titik balik modal dalam waktu yang relatif singkat.
Namun demikian, bisnis toko bangunan membutuhkan modal yang cukup besar pula, yakni bisa mencapai ratusan juta rupiah. Selain itu, laris atau tidaknya pun tergantung pada proyek-proyek pembangunan dan renovasi di wilayah sekitar toko.
Dilansir dari BFI.co.id (7/8), bisnis ini memiliki kekurangan dan kelebihan, sama seperti bisnis lain pada umumnya. Apa saja?
Kelebihan
- Keuntungan relatif besar
- Peluang dan pangsa pasarnya luas
- Tidak membutuhkan keahlian khusus
- Mudah dijalankan
Kekurangan
- Beberapa bahan material lama terjual
- Membutuhkan modal besar
- Harga bahan material berfluktuasi
- Persaingan tinggi
- Pemasaran monoton
Oleh sebab itu, dibutuhkan tips untuk membuka dan mengembangkan usaha toko bangunan agar perputaran uang tidak mandeg dalam waktu yang terlalu lama. Pengusaha juga harus pandai melihat peluang untuk memasok bahan-bahan bangunan.
Apa saja tips yang bisa jadi bahan pertimbangan bagi investor yang hendak membuka usaha toko bangunan? Dilansir dari BFI.co.id (7/8), simak ulasannya di bawah ini.
Tips Membuka Usaha Toko Bangunan
Berikut ini adalah beberapa tips penting yang bisa dicermati sebelum membuka usaha toko bangunan.
Mencari Lokasi Strategis
Toko bangunan umumnya terletak di pinggir jalan raya. Dengan demikian, toko mudah ditemukan pelanggan dan mudah diingat. Lokasi di pinggir jalan raya juga akan memudahkan kendaraan pengangkut bahan material untuk keluar dan masuk.
Pemilik toko juga dianjurkan untuk memiliki lahan usaha yang cukup luas. Sebab dibutuhkan ruang yang cukup lega untuk keluar masuk truk pick-up, selain itu lahan luas juga bisa dimanfaatkan untuk menyimpan bahan-bahan material.
Menentukan Bahan Material
Barang apa saja yang bakal disediakan di toko? Pemilik juga harus mencari bahan-bahan bangunan apa saja yang sekiranya bakal sangat dibutuhkan untuk konsumen sekitar. Umumnya, toko bangunan pasti akan memiliki semen, pasir, kayu, batako, batu bata, dan paku.
Penting untuk menentukan ragam bahan material yang akan disediakan, sebab tidak semua bahan material akan cepat terjual. Stok barang yang mudah terjual akan menjaga arus perputaran kas usaha agar tidak kosong.
Menyiapkan Modal
Karena membutuhkan modal yang cukup besar, mau tidak mau pemilik usaha toko bangunan harus menyiapkan modal dalam jumlah setidaknya sampai ratusan juta. Modal ini bisa didapat dari dana pribadi atau dari pinjaman bank.
Namun untuk memulai usaha, tidak dianjurkan untuk meminjam dana. Seperti anjuran Hermanto Tanoko yang mengatakan pinjaman usaha sebaiknya diambil saat usaha mulai stabil dan siap untuk dikembangkan lebih besar. Pinjaman di awal pembukaan usaha akan membebani pengusaha dari segi psikologis dan keuangan.
Mencari Pemasok Terbaik
Ketersediaan dan kualitas bahan material di toko akan bergantung pada pemasoknya. Oleh karena itu, pemilik usaha harus mencari dan menjalin relasi dengan pemasok yang terpercaya dan mematok harga yang kompetitif.
Tentukan Harga Jual
Harga sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Selisih harga yang kecil bisa membuat konsumen berpaling ke toko lain. Untuk itulah, pemilik toko bangunan harus melakukan riset harga jual kompetitor dengan detail.
Pemilik usaha bisa memasang harga jual yang kompetitif bila mendapatkan pasokan barang dari supplier yang juga menjual barang dengan harga yang kompetitif.
Memanfaatkan Pemasaran
Pemilik usaha bisa memanfaatkan berbagai media pemasaran untuk mempromosikan tokonya. Pemilik toko bisa membuka toko online di platform e-commerce untuk memperluas pangsa pasar.
Beberapa bahan bangunan memungkinkan untuk dijual lewat e-commerce. Misalnya: paku, cat, keramik, kayu, pasir, pelapis kayu, palu, dan sebagainya.
Mencari Pelanggan
Pemilik usaha bisa berkeliling di wilayah sekitar toko untuk mencari proyek-proyek pembangunan dan menawarkan jasa untuk memasok bahan-bahan material yang mungkin dibutuhkan selama pembangunan berlangsung.
Pemilik proyek mungkin tidak langsung akan membeli dari toko pemilik, namun setidaknya, dengan memperkenalkan tokonya, pemilik proyek dapat menjadikan toko tersebut sebagai alternatif pemasok bahan bangunan.
BFI memperkirakan modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha toko bangunan mencapai sekitar Rp300 juta. Rincian kebutuhannya antara lain:
- Mobil pick up
- Etalase
- Lemari kayu
- Bahan-bahan bangunan
- Komputer/mesin kasir sederhana
- Meja dan kursi
Adapun biaya operasional dengan tiga karyawan, termasuk biaya belanja bahan, selama sebulan diperkirakan mencapai Rp68 jutaan.
Demikianlah ulasan singkat tentang tips membuka usaha toko bangunan. (NKK)