Misalnya, jika Anda mengajukan pinjaman dengan tenor pendek, cicilan bulanan akan lebih besar dibandingkan dengan tenor panjang. Namun, total pembayaran akan lebih besar jika menggunakan tenor yang lebih lama.
Contoh Perhitungan Tenor
Agar lebih memahami konsep tenor pinjaman, berikut contoh perhitungannya:
Anda ingin membeli smartphone seharga Rp10.000.000 dengan opsi cicilan 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Cicilan per bulan untuk masing-masing opsi adalah:
- 3 bulan: Rp3.200.000 per bulan
- 6 bulan: Rp2.000.000 per bulan
- 12 bulan: Rp1.100.000 per bulan
Dari contoh tersebut, cicilan untuk 12 bulan memang lebih rendah per bulannya. Namun, total pembayaran yang harus Anda lakukan adalah:
Angsuran Per Bulan |
Waktu Cicilan |
Jumlah yang Harus Dibayar |
Rp3.200.000 |
3 Bulan |
Rp9.600.000 |
Rp2.000.000 |
6 Bulan |
Rp12.000.000 |
Rp1.100.000 |
12 Bulan |
Rp13.200.000 |
Jadi, meskipun cicilan bulanan lebih rendah, total pembayaran lebih besar jika tenor pinjaman lebih panjang.
Benarkah Tenor Pinjaman adalah Periode Waktu Mengembalikan Uang? Simak Penjelasannya. (FOTO: MNC MEDIA)