3. Tetapkan Tujuan untuk Masing-masing Pendapatan
Pendapatan aktif sebaiknya digunakan untuk beberapa kebutuhan seperti kebutuhan sehari-hari, pembayaran cicilan, tabungan jangka pendek, dan lain sebagainya. Sementara itu, pendapatan pasif lebih baik dialokasikan untuk investasi ulang, dana darurat, tabungan pensiun, dan lain sebagainya. Dengan tujuan yang jelas, Anda tidak akan sembarangan menggunakan penghasilan pasif hanya untuk konsumsi.
4. Otomatiskan Alokasi Dana
Setelah pendapatan masuk, segera alokasikan sebagian ke tujuan spesifik. Contohnya, dari pendapatan pasif, langsung alihkan 30 persen ke investasi reksa dana dan dari gaji, sisihkan 20 persen ke rekening kebutuhan pokok, 10 persen ke rekening tabungan, dan sisanya ke rekening belanja. Strategi ini membantu disiplin dan menghindari penggunaan dana secara impulsif.
5. Tingkatkan Sumber Pendapatan Pasif Secara Bertahap
Jika saat ini pendapatan Anda mayoritas masih aktif, Anda perlu membuat rencana untuk membangun sumber pasif. Beberapa cara yang bisa dicoba antara lain sebagai berikut.
- Investasi di reksa dana atau saham dividen.
- Membeli properti untuk disewakan.
- Membuat kursus online atau buku digital.
- Menjadi pemodal usaha kecil.
Seiring waktu, pendapatan pasif akan mulai tumbuh dan memberi ruang lebih luas bagi rencana jangka panjang.
6. Review Bulanan
Lakukan evaluasi setiap bulan untuk memeriksa pendapatan pasif dan aktif Anda. Jika perlu, buat grafik perbandingan agar Anda bisa melihat progres secara visual.