Anda juga bisa menghitung dana darurat dengan total gaji, bukan total pengeluaran. Dengan demikian jumlah dana darurat yang terkumpul akan lebih besar dibanding dana darurat sesuai jumlah total pengeluaran.
Hitung Pengeluaran
Pertama-tama, buatlah perhitungan besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan yang bersifat tetap dan tidak bisa diganggu gugat. Sebagai contoh, pengeluaran untuk:
- Listrik dan air
- Telepon dan internet
- Bensin dan tol (jika punya mobil)
- Transportasi (jika menggunakan transportasi umum)
- Air galon isi ulang dan gas
- Uang sewa (jika mengontrak/kos)
- Belanja bahan makanan
- Belanja barang perawatan tubuh dan rumah (sabun mandi, shampoo, odol, deterjen, dll)
Setelah mendapatkan angka total, itulah total pengeluaran tetap yang harus dibayarkan tiap bulan. Jika Anda sudah berpasangan maka biaya tetap bulanan bisa termasuk uang sewa kontrakan, uang untuk istri, orang tua, dan sebagainya.
Jika Anda sudah berkeluarga dan punya anak, biaya tetap bulanan bisa termasuk biaya pampers, produk perawatan tubuh anak, uang belanja bahan makanan untuk anak, susu, dan sebagainya.
Jika Anda sudah memiliki rumah dan kendaraan sendiri, maka biaya tetap pada bulan-bulan tertentu bisa termasuk iuran lingkungan perumahan, pajak IMB satu tahun sekali, pajak kendaraan satu tahun sekali, dan biaya servis beberapa bulan sekali.
Kalikan dengan Jumlah Bulan
Buatlah perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan baru sebagai antisipasi PHK mendadak. Sesuaikan dengan kondisi lapangan kerja saat ini, waktu yang umumnya dibutuhkan antara 6-12 bulan, bahkan hingga lebih dari satu tahun.
Kalikan jumlah total pengeluaran itu dengan jumlah bulan yang sekiranya cukup, misalnya 6-12 bulan, atau 12-18 bulan. Sebagai contoh, jika total pengeluaran bulanan adalah Rp2 juta, maka dana darurat yang dibutuhkan untuk enam bulan hidup adalah Rp12 juta.
Anda juga bisa menggunakan perhitungan berbasis total gaji. Misalnya total gaji mencapai Rp6 juta, maka dana darurat untuk hidup selama enam bulan adalah Rp36 juta dan seterusnya.
Menggunakan basis perhitungan dengan total pengeluaran memang akan lebih ringan untuk ditabung, tetapi jika target telah tercapai, ada baiknya nilai dana darurat ditambah sesuai total gaji dengan jumlah bulan.
Dengan memiliki dana darurat yang lebih dari cukup dari total pengeluaran, memungkinkan individu untuk memiliki ruang gerak yang lebih panjang. Misalnya, dana darurat Rp36 juta itu dapat digunakan untuk hidup selama 1,5 tahun alih-alih hanya enam bulan.
Itulah cara menghitung dana darurat dengan tepat.
(Nadya Kurnia)