Sisihkan uang-uang receh hasil kembalian hari itu ke dalam celengan. Gunakan uang pecahan besar untuk transaksi keesokan harinya, langsung masukkan uang pecahan kecil ke dalam celengan. Tentukan besaran uang pecahan maksimal yang akan ditabung.
2. Cari Pekerjaan Sampingan
Saat ini terdapat peluang pekerjaan sampingan dengan beban kerja yang relatif ringan, tetapi dengan bayaran yang cukup menguntungkan. Seperti mengisi survey berbayar, menjadi affiliate, dan sebagainya.
Nilai sekecil apa pun dari peluang-peluang ini dapat ditabung untuk menambah dana pendidikan anak. Gunakan rekening khusus untuk menampung semua penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan.
3. Manfaatkan Investasi
Setelah uang terkumpul cukup banyak, misalnya dalam satu tahun terkumpul Rp5 juta, maksimalkan hasil tabungan itu dengan menempatkannya di instrumen investasi jangka panjang.
Tidak perlu langsung memasukkannya ke pasar saham. Anda dapat memanfaatkan obligasi fixed rate, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap untuk mendapatkan keuntungan bunga dengan risiko relatif minim.
Terus lakukan menyisihkan uang receh itu setiap tahun, lalu masukkan lagi ke instrumen investasi pilihan Anda jika uangnya sudah terkumpul setahun. Kelak saat anak sudah dewasa, uang tersebut sudah berlipat ganda.
4. Hindari Utang dan Kelola Uang dengan Baik
Sembari menyisihkan uang untuk tabungan pendidikan anak, orang tua juga harus mulai mengelola keuangannya lebih ketat, dan berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menambah beban finansial dengan berutang.
Apalagi utang konsumtif. Tanpa pengelolaan uang yang benar, gaji yang dihasilkan tiap bulan dapat habis tanpa sisa dan Anda tidak tahu ke mana saja perginya uang itu.
Jika perlu barengi kebiasaan menabung receh ini dengan menyisihkan uang untuk ditabung—untuk dana pendidikan anak—di awal gajian, lalu tabungan dari uang receh difungsikan sebagai dana tambahan.
Itulah beberapa tips dan cara siapkan dana sekolah anak dari uang receh.
(Nadya Kurnia)