3. Armada
Pada langkah awal, Anda mungkin membaginya dengan jumlah 70 persen bis-AC dan 30 persen non-AC. Kenapa demikian, karena umumnya bus-AC lebih banyak diminati dibandingkan non AC. Tentunya ini bisa Anda ukur dengan jumlah seat pula.
Nantinya tiap Armada memerlukan satu sopir dan kernet. Mereka pun membantu mandor dalam pengecekan kendaraan setiap harinya.
4. Ruang Kantor
Kisaran modal bisnis bus pariwisata selanjutnya yaitu memperhitungkan ruang kantor. Ruang kantor sendiri tentunya terbagi menjadi dua. Satu ruang di dalam ruangan itu digunakan untuk pimpinan perusahaan yang dilengkapi meja dan kursi menerima klien.
Sementara ruang didepan dimana meja empat pekerjaan karyawan yang disebut di atas. Mereka dilengkapi meja, namun untuk menghematnya tentu ada beberapa saja yang tidak memerlukan komputer.
5. Pemasaran
Setiap armada tentu memiliki nilai sewa berbeda. Untuk bus AC, umumnya harga sewa berkisar Rp2 juta per malamnya. Sementara untuk bus non-AC umumnya berkisar Rp1,7 juta per malamnya.