Agen BRILink Sutapranan yang membuka pelayanan mulai pukul 06.00-22.00 WIB, melayani 100-150 nasabah. Sembari duduk di depan toko berbalut t-shirt merah bertuliskan BRILink, pria kelahiran Kebumen, 5 Januari 1992 ini bercerita awal mula bergabung menjadi Agen BRILink.
Sebelum menjadi Agen BRILink, lulusan sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Terbuka Kramat, Tegal, ini sempat berjualan kue pukis di pasar, dan kelapa parut.
Menjadi Agen BRILink
Setelah lulus kuliah tahun 2018 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,7, Feri sempat menjadi guru Sekolah Dasar selama tiga bulan. Setelah itu, ia mulai berdagang kue pukis dan kelapa parut. Ide untuk menjadi Agen BRILink tercetus ketika melihat banyaknya warga di daerah Sutapranan, yang harus antre dan menyeberang jalan raya saat ingin menggunakan mesin ATM.
"Bahkan ada warga yang harus berjalan kaki, panas-panasan, sampai harus menyeberang jalan menuju ke ATM bank. Jaraknya lumayan sekitar 500 meter. Awal mula tahu Agen BRILink dari teman dekat sekitar tahun 2020. Saat itu, situasi masih Covid-19," kata Feri yang sampai saat ini masih ditawari mengajar sebagai Guru SD.
Meski saat itu kondisi ekonomis masih belum stabil karena Covid-19, Feri tetap memberanikan diri menjadi Agen BRILink. "Modal awal Rp6 juta. Tujuan saya ingin membantu melayani masyarakat dalam mengakses layanan keuangan dan perbankan. Proses jadi Agen BRILink gampang dan cepat," tuturnya kepada Okezone.