sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengenal Right Issue, Penerbitan Saham Baru

Milenomic editor Mohammad Yan Yusuf
02/03/2022 14:23 WIB
Sebelum mengenal tata cara penerbitan saham baru atau right issue ada baiknya mengenalnya terlebih dahulu. Right issue adalah hak yang diberikan kepada investor
Tata cara penerbitan saham baru atau right issue. (Foto : MNC Media)
Tata cara penerbitan saham baru atau right issue. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Sebelum mengenal tata cara penerbitan saham baru atau right issue ada baiknya mengenalnya terlebih dahulu. Right issue adalah hak yang diberikan kepada investor lama untuk membeli saham baru atau juga Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Sementara dalam tata cara penerbitan saham baru, perlu beberapa prosedur yang Anda. Apa saja itu? Simak penjelasan ini terlebih dahulu.

1. Umumkan terlebih dahulu

Saat melakukan right issue, korporasi umumnya menawarkan penerbitan saham baru kepada investor lama. Hak istimewa inilah yang bisa dimanfaatkan investor lama. 

Mereka akan mendapatkan keistimewaan ini jika membeli saham hingga tanggal terakhir cum right. Sebab bila membeli saham pada periode ex right, hak (rights) untuk memesan saham baru hilang. Sekalipun demikian, investor lama bisa menjual saham pada periode ex right tanpa kehilangan hak memesan saham baru.

2. Terbitlah IPO

Ketika moment itu tak terjadi, kebanyakan investor lama sedang tak memiliki dana. Mereka kemudian tak bisa menambah modalnya. Misalkan perusahaan ABC mengeluarkan saham baru dan memberikan right issue kepada investor lamanya dengan rasio 1:2. 

Artinya, investor lama memiliki dua hak membeli saham dari setiap lembar saham baru yang akan terbit. Harga saham baru yang akan terbit disebut harga right dan bisa lebih murah dibandingkan harga di bursa, tetapi bisa juga lebih mahal. 

Tetapi umumnya right issue memberikan keuntungan lebih kepada investor lama, perusahaan akan membuat harga right lebih rendah dari harga bursa.

Sebagai contoh, harga saham perusahaan A adalah Rp1.200,- per lembarnya. Untuk memberikan keuntungan lebih pada investor lama, ketika menerbitkan saham baru, perusahaan akan memberikan harga right sebesar Rp1.000,- per lembarnya.

Saat momen seperti itu, perusahaan kemudian melemparkan sahamnya kepada publik atau IPO (Initial Public Offering). Disinilah investor baru bermunculan. 

3. Investor Lama punya Hak

Sekalipun kehilangan hak, namun investor lama bisa membeli lagi sesuai periode pendaftaran, pembayaran, dan pelaksanaan right sesuai jadwal yang perusahaan tentukan.

4. Dampak Right Issue Bagi Investor Lama yang Tidak Menggunakannya?

Right issue dalam bentuk rasio akan mempengaruhi kepemilikan saham. Misalkan hak memesan efek terlebih dahulu perusahaan diberikan dalam rasio 1:2, artinya kepemilikan yang tadinya selembar saham, bertambah menjadi 3 lembar saham.

Bila investor lama tidak menggunakan hak untuk membeli saham baru, tentunya persentase kepemilikan akan menurun. 

Dalam contoh diatas, Anda yang tadinya memiliki selembar saham, sementara dua lembar saham lainnya akan dimiliki investor baru. Dengan demikian Anda memiliki right dengan selembar saham mewakili 100% kepemilikan. 

Saat jumlah saham bertambah menjadi 3 lembar, artinya 1 lembar saham milik Anda kini hanya mewakili 33,33% kepemilikan. Dengan demikian, Anda kehilangan 66,7% kepemilikan karena tak membeli. 

5. Jual Right di Bursa, Emangnya Bisa?

Umumnya moment right issue datang kurang tepat, contohnya saat kita nggak punya dana menggunakan membeli saham baru. Tapi kamu bisa memperjual belikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat tanggal perdagangan right yang tertera pada jadwal right issue sebelumnya. 

Jadi, bagi investor yang belum sempat memiliki saham perusahaan A pada periode cum right, masih bisa membeli right di bursa pada periode yang telah terjadwal. Biasanya, traffic jual-beli right akan lebih ramai kalau harga right perusahaan A lebih rendah dari harga saat ini di bursa.

6. Pengaruh Right Issue Terhadap Perusahaan

Fenomena ini mendorong harga saham mengalami kenaikan yang mempengaruhi harga teoritis pasca right issue. Harga teoritis merupakan harga penyesuaian antara harga pasar dan harga tebus right issue.

Contoh penerbitan right issue nyata ketika PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) pada 2016. Dalam aksi korporasi itu, WIKA menerbitkan 2,82 lembar miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.180. Dalam right issue itu, WIKA mengantongi dana sekitar Rp6,1 triliun.

Rasio konversi right issue tersebut 80.000 berbanding 36.697. Dengan kata lain, pemegang 80.000 lembar saham lama berhak untuk memesan saham baru sebanyak 36.697 lembar.

Dalam laporan keuangan, kita dapat mencermati tambahan modal hasil right issue tersebut dalam neraca dan laporan arus kas. Dalam laporan arus kas, perusahaan mencatatkan setoran modal tersebut dalam arus kas dari aktivitas pendanaan.

Investor lama punya kesempatan emas untuk menambah persentase kepemilikan saham atas perusahaan, sementara perusahaan mendapatkan suntikan modal dengan mengeluarkan saham baru.

Jadi dibandingkan tata cara penerbitan saham baru tentunya penerbitan saham dampak pada investor lama dan perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan modal. Investor lama punya kesempatan emas untuk menambah persentase kepemilikan saham atas perusahaan, sementara perusahaan mendapatkan suntikan modal dengan mengeluarkan saham baru.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement