Secara umum penghasilan neto bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto – Pengeluaran atau Biaya yang Diakui
Contoh Perhitungan Sederhana
Misalnya, seorang karyawan memiliki penghasilan bruto bulanan sebagai berikut:
- Gaji pokok: Rp8.000.000
- Tunjangan makan: Rp500.000
- Tunjangan transportasi: Rp500.000
- Bonus bulanan: Rp1.000.000
Maka, total penghasilan bruto = Rp10.000.000.
Adapun penghasilan neto yang diperoleh bisa dikurangi dengan potongan seperti biaya jabatan, iuran pensiun, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, komponen potongannya adalah seperti berikut.
- Biaya jabatan (5 persen dari bruto, maksimal Rp500.000): Rp500.000
- Iuran pensiun: Rp200.000
Penghasilan neto = Rp10.000.000 – Rp500.000 – Rp200.000 = Rp9.300.000
Penghasilan neto inilah yang menjadi dasar untuk penghitungan pajak.
Dari penjelasan kedua jenis penghasilan tersebut, maka bisa dirinci perbedaan penghasilan bruto dan neto sebagai berikut.
Aspek |
Penghasilan Bruto |
Penghasilan Neto |
Definisi |
Total pendapatan sebelum potongan |
Pendapatan setelah dikurangi potongan |
Termasuk biaya operasional |
Tidak |
Sudah dikurangkan |
Kegunaan |
Menilai total pendapatan |
Menghitung pajak atau keuntungan bersih |
Contoh |
Gaji kotor karyawan |
Gaji bersih setelah potongan |
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan penghasilan bruto dan neto yang bisa Anda pelajari. Penghasilan neto kepra menjadi dasar penghitungan Pajak Penghasilan (PPh). Oleh karena itu, jika terjadi kesalahan dalam menghitungnya bisa menyebabkan pajak kurang bayar atau lebih bayar.