Hingga saat ini, Swift telah menghasilkan belanja konsumen sebesar USD4,6 miliar di AS saja, dengan total diperkirakan melebihi USD5 miliar. Saat tur Asianya dimulai di Jepang, para ahli memperkirakan ledakan ekonomi serupa akan terjadi.
Menurut Mitsumasa Eto, dosen di Tokyo City University, penghasilan Swift diperkirakan mencapai 34,1 miliar yen, atau USD229,6 juta. Eto mengatakan tur tersebut merupakan acara musik terbesar dalam sejarah Jepang dalam hal perkiraan dampak ekonomi, dengan penjualan di Tokyo meningkat setidaknya 25 persen setiap malam setelah tur berakhir.
Bagi negara seperti Singapura, Swiftnomics menawarkan peluang untuk melakukan lebih dari sekadar meningkatkan perekonomian. Memang benar, penampilan Swift menarik ribuan orang ke Singapura, termasuk penggemar dari Asia Tenggara dan wilayah lainnya. Para ahli mengatakan tingkat pariwisata di negara ini sedang meningkat dan telah mencapai sekitar 80% dari tingkat sebelum pandemi. (SNP)