Ratih Ika Wijayanti
Alasan kenapa warna ungu hampir tidak dipilih sebagai warna bendera negara adalah karena warna ungu merupakan warna yang cukup langka pada zaman dulu. Dilansir dari Reader’s Digest, pewarna ungu adalah pewarna yang sangat mahal. Hal ini lantaran warna ungu dibuat dari cairan siput Laut Mediterania yang tidak mudah didapatkan.
Untuk menghasilkan satu gram cairan pewarna, butuh sedikitnya 10.000 siput dari Laut Mediterania. Anda tentu bisa membayangkan berapa banyak siput yang dibutuhkan untuk mewarnai satu buah bendera negara. Inilah alasan mengapa pada zaman dulu, warna ungu sangat jarang digunakan, termasuk untuk mewarnai bendera negara.
Sangkin langkanya, warna ungu pada masanya hanya digunakan oleh kalangan tertentu seperti keluarga kerajaan. Kerajaan yang menggunakan warna ungu sebagai simbol kerajaannya adalah Kerajaan Inggris. Pada abad ke-16, Ratu Elizabeth I bahkan melarang orang di luar kerajaan menggunakan warna ungu yang menjadi simbol kerajaan ini.
Seiring berkembangnya zaman, warna ungu sintesis kemudian tercipta pertama kalinya pada abad ke-19 atau sekitar tahun 1859 oleh seorang penemu bernama William Henry Perkin. Warna ungu sintetis yang bisa diproduksi tanpa siput ini pun memudahkan masyarakat dalam menggunakannya. Pewarna ungu ini kemudian diproduksi dalam jumlah besar dan digunakan secara massal. Rata-rata, beberapa negara yang memilih untuk menggunakan warna ungu di bendera nasional mereka dimulai setelah pergantian abad
Adapun negara yang memiliki corak warna ungu di bendera negaranya adalah Dominika dan Nikaragua. Namun, warna ungu yang digunakan di bendera kedua negara ini pun tidak begitu dominan dan hanya menjadi perpaduan dari warna-warna lainnya.
