2. Tidak Ada Perencanaan Keuangan yang Jelas
Kenaikan gaji seharusnya diimbangi dengan perencanaan yang lebih matang. Tanpa manajemen keuangan yang baik, penghasilan sebesar apa pun bisa cepat habis. Banyak orang yang tidak mencatat pengeluaran, tidak punya anggaran bulanan, dan akhirnya kehilangan kendali atas uang mereka sendiri.
3. Kebutuhan Hidup Memang Meningkat
Selain gaya hidup, realitas lain yang harus dihadapi adalah kenaikan biaya hidup. Harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan anak, transportasi, dan cicilan rumah atau kendaraan bisa saja terus meningkat dari tahun ke tahun. Jadi, meskipun gaji naik, itu hanya cukup untuk menutupi kenaikan kebutuhan, bukan menambah kenyamanan.
4. Belum Memiliki Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Banyak orang merasa gaji “kurang” karena tidak tahu arah keuangannya. Tanpa tujuan yang jelas, seperti dana darurat, tabungan rumah, atau pensiun, seseorang akan cenderung merasa tidak pernah cukup. Karena itulah, perlu adanya tujuan keuangan yang jelas. Tujuan keuangan ini akan membantu Anda memberikan arah dan rasa “cukup” yang lebih jelas dibanding sekadar melihat angka gaji.
5. Tekanan Sosial dan Perbandingan dengan Orang Lain
Media sosial bisa menjadi pemicu perasaan kurang puas. Melihat orang lain liburan, membeli barang mahal, atau sukses secara materi bisa membuat kita merasa tertinggal. Padahal, belum tentu yang ditampilkan adalah kondisi sebenarnya. Tekanan sosial ini bisa mendorong kita untuk terus merasa kurang, meskipun sebenarnya sudah cukup.
Nah, itulah beberapa penyebab kenapa gaji naik tapi masih merasa kurang yang bisa kerap dialami banyak orang. Naiknya gaji memang patut disyukuri, tapi penting juga untuk menyadari bahwa rasa cukup tidak datang dari angka, melainkan dari kesadaran dan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, kenaikan gaji ini sepatutnya dibarengi dengan pengelolaan keuangan yang baik.