Kerja kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan, seperti PPD, Tebengan, gojek, grab, transjakarta dan yang terbaru, Swoop.
Kehadiran angkutan pengumpan ini akan berdampak tidak saja terhadap kenaikan angka keterangkutan, namun juga mendorong kebudayaan menggunakan platform berbagi kendaraan (ride sharing).
"Secara angka, operator pengumpan ini menyumbang sekitar 13 persen angka keterangkutan dari total ridership MRT Jakarta," jelasnya.
Selain itu, Ahmad menturkan, pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di beberapa stasiun fase 1 koridor selatan – utara ikut berkontribusi dalam mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik, sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.
"Kami berharap lebih banyak orang yang menggunakan MRT Jakarta dalam mobilitas sehari-harinya," pungkas Ahmad.
(FAY)