"Ketika kami dipukul, kami menyerang balik," kata Putin, menekankan bahwa strategi Moskow didasarkan pada kebijakan "yang disebut serangan balasan".
"Tetapi jika kita bukan yang pertama menggunakannya dalam keadaan apa pun, maka kita juga tidak akan menjadi orang kedua yang menggunakannya, karena kemungkinan menggunakannya jika terjadi serangan nuklir terhadap wilayah kita sangat terbatas," katanya.
Komentarnya langsung menuai teguran dari AS.
"Kami pikir setiap pembicaraan longgar tentang senjata nuklir sama sekali tidak bertanggung jawab," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan.
"Ini berbahaya, dan bertentangan dengan semangat pernyataan itu yang telah menjadi inti dari rezim non-proliferasi nuklir sejak Perang Dingin," katanya.
(DKH)