"Sedangkan yang banyak (pertumbuhan hujan) yang warna hitam, yang warna hitam itulah yang memiliki potensi lebih besar menjadi hujan," imbuh dia.
Kedua, tambah Guswanto, dibutuhkan juga kelembaban udara lebih dari 80% di atas lapisan 700 atau 850 milibar.
“Nah kalau sudah kondisi itu tercipta di udara, di atas, baru kita berikan inti kondensasi, kita percepat hujan itu,” ujarnya.
“Inti kondensasinya itu berasal dari serbuk atau bubuk NaCl yang kita tabur melalui pesawat atau intinya kita percepat dengan diberikan inti kondensasi, sehingga kondisi awan yang tadi itu bisa menjadi hujan sesuai yang diharapkan dan jatuh ke permukaan bumi, itu kira-kira,” tambah dia.
Adapun Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mengatasi polusi udara di wilayah Jakarta saat ini terus diupayakan oleh pemerintah dengan menurunkan hujan. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan agar TMC dilakukan hingga 2 September 2023 mendatang.